Sudah Masuk Indonesia dan Tak Bisa Terdeteksi Antigen, Begini Saran Peneliti BRIN Untuk Tracing COVID-19 Varian XBB


Proses Mixing PCR//Sumber Foto: Dokumentasi BRIN

Sudah kembali normalnya kegiatan masyarakat tidak memastikan sepenuhnya untuk bebas dari virus Covid-19. Varian-varian baru terus berkembang dan kini justru dikabarkan tidak bisa dideteksi menggunakan antigen, varian tersebut adalah XBB yang merupakan sub-varian dari Omicron.

Kasus pertama XBB di Indonesia terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok Nusa Tenggara Barat.

Ia melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September, dan dinyatakan sembuh pada 3 Oktober. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ditemukanlah varian XBB.

Namun, Departemen Kesehatan Fillipina mengatakan varian Omicron XBB ini tidak bisa terdeteksi oleh pengujian antigen.

"Kami tidak bisa mendeteksi garis keturunan virus dari sampel antigen," ucap lembaga tersebut, dikutip dari CNN Fillipina.

Alfero Iryanto, Asisten peneliti BRIN memberikan tanggapannya mengenai hal tersebut bahwa pada dasarnya varian atau jenis-jenis virus covid-19 memang tidak bisa terdeteksi oleh pengujian antigen.

“Sebetulnya bisa terdeteksi antigen tapi tidak bisa langsung ketahuan varian XBB atau bukan, semua varian COVID-19 memang tidak bisa terdeteksi dengan pengujian antigen, termasuk juga varian XBB, karena antigen itu hanya menentukan positif atau negatif berdasarkan deteksi antigen yang merupakan bagian kecil virus tersebut” Ujarnya.

 

Proses Mixing PCR//Sumber Foto: Dokumentasi BRIN

Walaupun tidak dapat terdeteksi dengan antigen, peneliti BRIN memberi saran metode yang lebih tepat untuk mendeteksi varian XBB tersebut.

“COVID-19 varian XBB dapat dideteksi dengan RT-PCR yang dilanjutkan dengan pengurutan genom dengan Next Generation Sequencing (NGS), pengurutan genom ini penting dilakukan untuk melakukan monitoring terhadap varian tersebut untuk mencegah kenaikan tren kasus seperti yang terjadi pada 24 negara termasuk singapura”, ujar Alfero Iryanto.

Menurut Alfero, jika virus terus menyebar dikhawatirkan tren kasus akan naik yang akan berdampak pada penuhnya kapasitas rumah sakit dan kesehatan masyarakat.

“Peran utama ada pada kemenkes dan laboratorium-laboratorium yang memiliki NGS untuk pengurutan genom, kemudian juga tim satgas serta seluruh aspek masyarakat yang hendaknya tetap melakukan protokol kesehatan” ungkapnya.

Varian baru terus bermunculan, cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran dan penularan masih tetap sama, yaitu disiplin menerapkan protokol kesehatan 5 M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

 

 

 

Tentang Penulis

 

 

Nama              : Windy Putri Iryanto

Kelas               : 3MA19

Fakultas          : Ilmu Komunikasi

NPM                : 10820790

 

Comments